-->

STRATEGI PEMENANG

- 11/11/2011
advertise here
Untuk menjadi pemenang, pasti kita memerlukan strategi. Coba saja kita tanyakan kepada para pemenang di bidang olah raga Michael Schumacher dari Balap Mobil, Taufik Hidayat dari Bulu Tangkis, ataupun Lance Armstrong dari Balap Sepeda yang sudah sering meraih medali emas. Selan pemenang di bidang olah raga, kita juga bisa menanyakan rahasia sukses dari para pemenang dalam perang (misalnya oleh Jendral Sudirman, Jendral S. Patton), politik (misalnya oleh: Bill Clinton, Cory Aquino, Margaret Thatcher), bisnis (misalnya oleh Michael Dell, Bill Gates), ilmu pengetahuan (oleh para pemenang hadiah Nobel). Jendral William A. Cohen dalam bukunya The Art of the Strategist merumuskan sepuluh strategi yang diterapkan oleh para
pemenang. Ingin tahu strategi mereka?
DASAR STRATEGI
Menurut Cohen, ada tiga dasar yang harus diperhatikan oleh seorang pemenang.
Kekuatan Fisik. Kekuatan fisik di sini adalah stamina sang pemenang dan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Jadi, sangat penting bagi seorang pemenang untuk memiliki stamina yang kuat, karena untuk menghasilkan mahakarya di bidangnya, diperlukan kekuatan fisik yang prima. Dalam hal ini, kesehatan penting untuk dipelihara. Seorang pemimpin juga perlu ditunjang dengan sumber daya yang cukup untuk tampil sebagai pemenang: Seorang olah ragawan perlu memiliki peralatan olah raga yang diperlukan, pelatih, sparing partner, dan kesempatan untuk melatih keterampilannya dalam pertandingan persahabatan; seorang calon presiden memerlukan dana untuk berkampanye, serta tim sukses untuk membantunya menyusun taktik menang; seorang yang akan memulai bisnis memerlukan sumber daya untuk memproduksi ataupun mengadakan barang atau jasa yang akan dijualnya, serta dukungan dana serta tim yang kuat untuk menjalankan bisnisnya tersebut.
Kekuatan Mental. Kekuatan fisik saja belumlah cukup untuk menyusun strategi pemenang. Calon pemenang memerlukan kekuatan mental yang mencakup kemampuan intelektual dan pengetahuan di bidang yang akan ditekuninya. Tanpa pengetahuan dan kekuatan intelektual yang cukup, akan sulit bagi seseorang untuk memasuki suatu arena, apalagi untuk memenangkannya, karena calon pemenang perlu mengenal dan memiliki pengetahuan yang dalam mengenai ” medan perang” yang akan
dimasukinya. Olah ragawan perlu mengenal peraturan olah raga, peralatan olah raga, lapangan olah raga, serta para pesaing yang akan dihadapinya. Demikian juga dengan politisi dan pelaku bisnis. Keduanya perlu memiliki pengetahuan mengenai para pemain, peraturan, dan peta kekuatan di arena yang akan mereka masuki.
Kekuatan Moral. Yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pemenang adalah kekuatan moral. Kekuatan moral di sini mencakup sikap dan nilai-nilai spiritual yang dianutnya. Kekuatan moral ini akan menjadi pedoman bagi sang pemenang untuk menyusun strategi yang paling tepat, dan untuk tetap bertahan dan tetap memiliki semangat juang yang tinggi ketika dalam perjalanan menuju tujuan harus mengalami berbagai rintangan dan masalah. Namun, yang selalu diingat oleh para pemenang adalah kombinasi optimal dari ketiga kekuatan ini. Menurut jendral Inggris, J.F.C. Fuller, kekuatan fisik saja tidak akan bisa memenangkan peperangan, kekuatan mental saja juga tidak bisa memenangkan peperangan, demikian juga dengan kekuatan moral saja yang tidak bisa memenangkan peperangan. Artinya penggunaan kekuatan ini secara terpisah tidak akan memenangkan peperangan. Yang dapat memenangkan peperangan adalah kekuatan dahsyat dari kombinasi optimal dari ketiga kekuatan ini (fisik, mental, dan moral).
STRATEGI PEMENANG
Kombinasi ketiga kekuatan di atas (fisik, mental, dan moral) bisa dijadikan modal dasar untuk membangun strategi pemenang berikut. Miliki Tujuan dan Komitmen pada Tujuan. Semua pemenang memiliki tujuan yang jelas dan rinci. Tujuan seperti ini akan lebih memudahkan mereka untuk mewujudkannya. Para olah ragawan yang bertanding di forum dunia memiliki tujuan untuk memecahkan rekor dunia. Sebelum berangkat mereka telah melakukan berbagai persiapan, baik fisik, mental, maupun moral. Mereka mempelajari strategi lawan dan peta kekuatan lawan, lalu mereka menyiapkan strategi bertanding yang bisa mengalahkan lawan. Mereka pun berlatih dengan komitmen tinggi setiap hari untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Tumbuhkan Inisiatif. Tujuan yang jelas dan rinci tanpa ditunjang dengan aksi tidak akan pernah terwujud. Di sinilah perlunya inisiatif untuk mulai mengambil langkah pertama, dan mempertahankan langkah- langkah selanjutnya yang dapat membawa seseorang untuk mewujudkan tujuan menang yang berkelanjutan. Seringkali kita menunda terlalu lama untuk mewujudkan aksi karena lingkungan kita yang menyuarakan keraguan, ataupun karena kita belum mendapatkan waktu yang tepat untuk melakukannya. W. Clement Stone, pelaku bisnis di bidang asuransi yang mulai dari nol sampai akhirnya memiliki perusahaan yang masuk daftar perusahaan bergengsi di Fortune 500, punya kunci untuk meng atasi ” penundaan” dan menumbuhkan inisiatif, yaitu: Lakukan sekarang!
Konsentrasi Sumber Daya. Sumber daya memang terbatas, tetapi kondisi ini tidak perlu membuat hati kita ciut. Hanibal dari Chartagena dengan 20.000 pasukan berhasil mengalahkan pasukan Roma yang dipimpin oleh Terentius Varo dengan 72.000 orang. Jika dilihat dari kekuatan, tentunya Hanibal kalah jauh dibandingkan dengan musuhnya. Tetapi karena Hanibal menerapkan strategi ” konsentrasi” sumber daya di titik-titik kritis yang merupakan titik kelemahan lawan, akhirnya ia dan pasukannyalah yang berhasil tampil sebagai pemenang. Demikian pula dalam bisnis, kita perlu mengetahui kekuatan sumber daya kita, dan juga titik lemah lawan, lalu kita konsentrasikan sumber daya kita di titik di mana kita menginginkan kemenangan. Dengan demikian, kita bisa mengalahkan lawan di posisi lemah mereka. Gunakan” Strategic Positioning” . Konsentrasi sumber daya bisa berjalan jika kita tahu posisi strategis yang akan kita luncurkan.
McDonald’s memposisikan diri sebagai restoran makanan cepat saji yang bersih dan efisien dalam pelayanan. Dell Computers memposisikan diri sebagai perusahaan perakitan komputer yang melibatkan konsumen dalam proses perakitannya. Body Shop memposisikan diri sebagai perusahaan penghasil kosmetika dari bahan alami, dan bebas dari percobaan yang melibatkan binatang bernyawa. Semua perusahaan ini memilih posisi strategis yang membedakannya dari para pesaing. Titik beda ini
menjadi identitas kuat bagi perusahaan di benak konsumen, sehingga lebih mudah diingat dan lebih besar kemungkinannya untuk dipilih dibandingkan dengan para pesaing di pasar yang sejenis.
Berikan Kejutan. Bill Clinton yang namanya telah tercemar dengan kasus yang menyangkut Monica Lewinsky hampir saja kalah dalam pemilihan presiden untuk masa jabatan periode kedua. Banyak pengamat yang sudah memastikan bahwa Clinton tidak akan menjabat lagi sebagai presiden. Tetapi, tim sukses Clinton melihat kekuatan Clinton di bidang yang lain. Mereka memberikan kejutan dengan memfokuskan perhatian masyarakat akan keberhasilan ekonomi Clinton. Menurut kampanye yang diluncurkan, dalam menjalankan negara, yang lebih penting adalah kemampuan untuk meningkatkan ekonomi negara, dan mensejahterakan bangsa. Ternyata strategi kejutan ini berhasil memberikan kemenangan yang kedua bagi Bill Clinton.
Sederhanakan Proses. Semakin jelas tujuan, akan semakin mudah untuk mewujudkannya. Proses untuk menuju ke tujuan juga harus mudah untuk dimengerti agar semua jajaran termasuk juga pelanggan mampu menerjemahkannya dalam tindakan yang sinergis untuk mendayung ke arah yang sama. Jika biasanya orang membeli buku harus pergi ke toko buku, melewati jalan-jalan macet, dan kesulitan untuk mendapatkan parkir, serta mencari buku di rak buku bagian penjualan, maka Amazon.com
menyederhanakan proses pembelian buku. Pelanggan tinggal mengetik judul buku yang dicari, atau topik dari buku-buku yang ingin dicari, maka secara otomatis daftar buku yang tersedia berikut harga akan terlihat di layar. Buku ini pun ada berbagai jenis, ada buku bekas, buku baru versi hard cover ataupun paperback. Selain buku yang dicari, Amazon.com juga memberi alternatif buku sejenis yang mungkin juga diminati oleh pelanggan. Untuk membeli, pelanggan tinggal memasukkan nomor kartu kredit dan password, tak lama kemudian buku akan dikirim ke pelanggan. Proses yang mudah ini telah membuat perusahaan penjual buku secara online ini mengalahkan toko-toko buku besar yang sudah lama berada di pasar.
Siapkan secara Terus-menerus Berbagai Alternatif. Seringkali implementasi tidak sama persis dengan yang sudah direncanakan. Untuk itu, seorang pemenang perlu menerapkan berbagai alternatif ataupun berbagai skenario untuk menang. Jadi, jika satu skenario tidak berjalan seperti yang direncanakan, pelaku tersebut tidak panik, tetapi sudah siap dengan skenario lainnya untuk mencapai tujuan. Dalam menyiapkan berbagai alternatif, pelaku bisnis biasanya akan terpacu untuk mengantisipasi berbagai masalah yang timbul. Misalnya saja Steve Jobs ketika merintis perusahaan Apple Computer. Pada awal pendiriannya, ia mendapat berbagai tantangan dalam mengumpulkan dana. Karena ia telah menetapkan berbagai alternatif sumber pendanaan
(bukan hanya dari bank), ia berhasil menuntaskan pengumpulan dana sehingga cukup untuk meluncurkan bisnis yang dirintisnya bersama mitra bisnisnya.
Ambil Jalan Putar Menuju Tujuan. Chris Zane, pendiri Zane’s Cycle, sebuah toko sepeda, harus bersaing langsung dengan toko-toko besar yang juga menawarkan sepeda, seperti Wal-Mart, K-Mart dan raksasa pertokoan lainnya. Karena menyadari bahwa ia tidak bisa langsung bersaing dengan para raksasa tersebut, Zane mengambil jalan memutar untuk mencapai tujuannya, yaitu dengan menawarkan layanan pelanggan yang prima (cepat, ramah, dengan garansi yang lebih lama). Strategi memutar (tidak bersaing secara langsung) ini akhirnya membuahkan hasil. Pelanggan mulai percaya dan beralih ke Zane’s Cycle karena layanan yang prima (dengan harga sama, tapi banyak keuntungan tambahan yang bisa diperoleh: garansi lebih lama, layanan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih istimewa dari para karyawan).
Terapkan Waktu dan Prioritas. Perencanaan dan penerapan strategi ibaratnya seperti menyiapkan resep untuk sebuah masakan. Ada rumusan yang harus diikuti: ada bahan yang harus dimasukkan terlebih dulu sebelum bahan masakan lainnya (ada prioritas). Tetapi juga ada waktu yang perlu diperhatikan. Jika masakan terlalu lama disiapkan, maka bisa gagal, demikian pula jika masakan terlalu cepat disiapkan, kegagalan juga bisa terjadi. Demikian juga dengan kegiatan bisnis, ataupun kegiatan lain yang membutuhkan perencanaan dan prioritas.
Untuk mengetahui waktu yang tepat dan prioritas yang paling pas bagi sebuah perusahaan, diperlukan pertimbangan yang matang, pengamatan lapangan yang cermat, dan kesadaran dan pengetahuan atas kemampuan diri serta kemampuan pesaing, selain tujuan yang jelas.
Manfaatkan Sukses secara Optimal. Setelah sukses diraih, sang pemenang tidak bisa lalu langsung merasa puas. Jika sang pemenang ingin mempertahankan kemenangannya, ia perlu senantiasa me-review strategi yang telah ditetapkan dengan tetap memandang pada tujuan utama (kemenangan). Hal ini perlu diperhatikan karena lingkungan berubahan, peta kekuatan juga berubah, sumber daya berubah, dan teknologi juga berubah. Dengan tetap memandang pada tujuan, sang pemenang perlu memperbaharui diri untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di lingkungannya agar tidak terlibas oleh perubahan tersebut. Sang pemenang harus berhati-hati untuk tidak menerapkan strategi yang selalu sama dengan strategi yang pertama kali ia gunakan untuk meraih sukses, karena kondisi yang dihadapi telah berubah, selain itu juga pesaing biasanya sudah mempelajari startegi sukses sang pemenang. Jadi, perlu kreativitas dan kejelian untuk menerapkan strategi yang senantiasa baru dan segar.
Anda ingin jadi pemenang di bidang yang Anda tekuni? Jangan lupa tiga dasar strategi yang perlu Anda raih (kekuatan fisik, mental, dan moral), serta 10 strategi pemenang yang perlu diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi yang Anda hadapi. Selamat berjuang untuk meraih kemenangan
Advertisement advertise here