-->

Kenapa Penyakit Orang Kaya dan Miskin Bisa Beda?

- 2/22/2012
advertise here
 

Jakarta, Beberapa penyakit sebagian besar kadang hanya menyerang orang kaya atau hanya orang miskin saja. Kenapa penyakit bisa memilih-milih status sosial si kaya dan si miskin.

Datangnya penyakit tidak terlepas dari gaya hidup orang sehari-hari. Sehingga pada akhirnya penyakit bisa menyerang penderita yang memiliki gaya hidup yang mirip.

Pada lingkungan yang tidak bersih, kuman penyakit dapat cepat sekali menyebar. Pada lingkungan yang padat penduduk dan kotor biasanya dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi menyebar dengan cepat. Penyakit infeksi dapat menular dari orang ke orang atau dengan berkontak dengan benda yang terinfeksi.

Beberapa penyakit infeksi yang sering dialami orang miskin seperti TBC, cacar air, campak, diare, dan lain-lain. Untuk menghindari tertular penyakit infeksi, maka harus menjaga kebersihan tempat tinggal dan kebersihan diri, serta menghindari kontak dengan orang atau benda yang memebawa infeksi.

Sedangkan asma dapat dikategorikan sebagai salah satu penyakit orang kaya. Karena asma jarang menyerang orang miskin. Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit alergi seperti eksim, rhinitis, dan atopik. Alasan keterkaitan tersebut masih belum diketahui dan perlu penyelidikan lebih lanjut.

Untuk alasan ini, para ilmuwan dari Universitas Bristol melakukan penelitian untuk mempelajari perbedaan antara kelompok orang yang dibesarkan di lingkungan yang bersih dan kelompok orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang miskin dan kotor.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa flora usus dapat diubah secara signifikan, tergantung pada kebersihan lingkungan. Para peneliti menyelesaikan studi tersebut untuk lebih memahami alasan perbedaan tersebut pada sistem kekebalan tubuh. Para peneliti melakukan biopsi usus pada peserta penelitian.

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa, orang yang tinggal di daerah miskin, daerah pedesaan memiliki lebih banyak sel regulator T yang memainkan peran utama dalam sistem kekebalan tubuh tersebut. Seperti namanya, sel regulator T berasal dari peradangan dan respon kekebalan.

Penelitian tersebut dilakukan pada babi, karena babi adalah yang paling mirip dengan manusia dari perspektif seluler dan metabolisme. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam Pediatric Allergy and Immunology.

"Pada titik ini tidak jelas persis apa yang menyebabkan peningkatan kapasitas untuk regulasi kekebalan pada peternakan anak babi yang kami dipelihara. Penelitian sebelumnya yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa, bakteri usus memainkan peran penting dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh yang kompeten dan bakteri tersebut diperoleh dari lingkungan selama awal kehidupan," kata Dr Marie Lewis, peneliti dari bagian Infection and Immunity di School of Veterinary Sciences seperti dilansir dari Epharmapedia, Rabu (22/2/2012).

Rekomendasi dari dokter untuk ibu yang sering melindungi anak dengan mengisolasi anak dari dunia luar, seharusnya tidak berlebihan mengisolasi anaknya. Karena sedikit paparan kuman dapat menjadi solusi sehat untuk gangguan alergi. Hal seperti ini sering terjadi pada orang kaya.

(del/ir)

Sumber
Advertisement advertise here