Seorang ayah tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.
Tidak seperti biasanya, putra pertamanya yang masih kelas 2 SD menunggunya di depan pintu. Sepertinya ia sudah menunggu lama.
“Kok belum tidur?” sapa sang ayah pada anaknya. Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.
“Ade nunggu ayah pulang, karena Ade mau tanya "Emang berapa sih gajinya ayah?”
“Lho, kok tumben, nanya gaji ayah? mau minta uang lagi ya?”
“Ah, nggak ... Ade pengen tahu aja…”
“Oke, Ade boleh hitung sendiri. Setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000 setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji ayah satu bulan berapa, hayo?!”
Si anak berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman. Ketika ayahnya ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.
“Hmm.... kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000 dong!”
“Kamu pinter, sekarang tidur ya... sudah malam!” tapi sang anak tak beranjak.
“Ayah, Ade boleh pinjam uang 5.000 Rupiah nggak?”
“Sudah malam, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang Ade tidur ya…”
“Tapi yah…”
“Sudah, sekarang tidur…!!!” suara sang ayah mulai meninggi.
Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya. Sang ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang-terisak-isak sambil memegang uang Rp 15.000.
Sambil mengelus kepala sang anak, ayahnya berkata ”Maafin ayah ya... kenapa Ade minta uang malam-malam begini... besok kan masih bisa. Jangankan 5.000, lebih dari itu juga boleh….”
“Ayah, Ade nggak mau minta uang. Ade cuman pinjam… nanti Ade kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”
“Iya... iya... tapi buat apa??” Tanya sang ayah.
“Aku menunggu ayah dari jam 8. Ade mau ajak ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang, kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi Ade mau beli waktu ayah. Ade buka tabungan Ade, tapi cuma ada Rp 15.000 tapi ayah bilang, untuk satu jam ayah dibayar Rp 40.000 jadi kalau setengah jam harus Rp 20.000 karena uang tabunganku tidak cukup, Ade mau pinjam Rp 5.000 dari ayah…”
Sang ayah cuma terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kesayangannya itu dengan berlinang air mata jatuh dari sudut matanya...
Sahabat atau para orang tua yang penuh dengan luapan kasih sayang...
"Jika kita tak pandai mengatur waktu dengan baik, maka bisa jadi banyak yang menjadi korban... entah itu diri kita sendiri, keluarga, pekerjaan, pendidikan dan bahkan bekal akhirat kita... "
Sumber
Tidak seperti biasanya, putra pertamanya yang masih kelas 2 SD menunggunya di depan pintu. Sepertinya ia sudah menunggu lama.
“Kok belum tidur?” sapa sang ayah pada anaknya. Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.
“Ade nunggu ayah pulang, karena Ade mau tanya "Emang berapa sih gajinya ayah?”
“Lho, kok tumben, nanya gaji ayah? mau minta uang lagi ya?”
“Ah, nggak ... Ade pengen tahu aja…”
“Oke, Ade boleh hitung sendiri. Setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000 setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji ayah satu bulan berapa, hayo?!”
Si anak berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman. Ketika ayahnya ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.
“Hmm.... kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000 dong!”
“Kamu pinter, sekarang tidur ya... sudah malam!” tapi sang anak tak beranjak.
“Ayah, Ade boleh pinjam uang 5.000 Rupiah nggak?”
“Sudah malam, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang Ade tidur ya…”
“Tapi yah…”
“Sudah, sekarang tidur…!!!” suara sang ayah mulai meninggi.
Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya. Sang ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang-terisak-isak sambil memegang uang Rp 15.000.
Sambil mengelus kepala sang anak, ayahnya berkata ”Maafin ayah ya... kenapa Ade minta uang malam-malam begini... besok kan masih bisa. Jangankan 5.000, lebih dari itu juga boleh….”
“Ayah, Ade nggak mau minta uang. Ade cuman pinjam… nanti Ade kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”
“Iya... iya... tapi buat apa??” Tanya sang ayah.
“Aku menunggu ayah dari jam 8. Ade mau ajak ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang, kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi Ade mau beli waktu ayah. Ade buka tabungan Ade, tapi cuma ada Rp 15.000 tapi ayah bilang, untuk satu jam ayah dibayar Rp 40.000 jadi kalau setengah jam harus Rp 20.000 karena uang tabunganku tidak cukup, Ade mau pinjam Rp 5.000 dari ayah…”
Sang ayah cuma terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kesayangannya itu dengan berlinang air mata jatuh dari sudut matanya...
Sahabat atau para orang tua yang penuh dengan luapan kasih sayang...
"Jika kita tak pandai mengatur waktu dengan baik, maka bisa jadi banyak yang menjadi korban... entah itu diri kita sendiri, keluarga, pekerjaan, pendidikan dan bahkan bekal akhirat kita... "
Sumber
Advertisement