Gigitan Nyamuk Gallinipper rasa sakitnya sama dengan ditikam sebuah pisau. Menyeramkan. |
Gallinipper sama menakutkannya dengan ular piton, ikan hiu, badai tropis, dan bencana lainnya. Saat ini, nyamuk itu sedang beranak pinak dengan suburnya di Florida, Amerika Serikat.
Lompatan jumlah populasi nyamuk ini disebabkan telur-telur Gallinipper menetas setelah hujan badai dan banjir yang menimpa negara itu pada musim panas lalu. Telur yang diproduksi tahun lalu, akhirnya "panen" di musim panas ini.
"Saya tidak terkejut dengan jumlahnya, mengingat angka yang kita lihat tahun lalu. Di saat kita dilanda musim hujan, maka kita akan melihatnya lagi," kata Phil Kaufman, entomolog dari University of Florida, sebagaimana dilansir LiveScience, Senin, 11 Maret 2013.
Kaufman menjelaskan telur Gallinipper sangat tangguh, tidak mudah menetas. Telur bisa bertahan selama bertahun-tahun, menunggu air bah datang yang akan membuatnya menetas. "Bahkan, saat masih berupa larva, Gallinipper sudah mampu memangsa makhluk kecil yang hidup di air," Kaufman menambahkan.
Setelah dewasa, Gallinipper menjadi hama yang rakus. Ia akan mencari mangsa siang dan malam, berbeda dengan nyamuk biasa yang mencari mangsa saat malam dan pagi.
Gigitannya pun bertenaga, bisa menembus pakaian. Tak hanya itu, nyamuk menyeramkan ini juga dikenal sebagai pemangsa hewan peliharaan, hewan liar, dan ikan.
"Ukuran Gallnipper 20 kali lebih besar dari nyamuk biasa. Rasa sakit akiba gigitannya seperti saat Anda ditusuk sebilah pisau," kata Anthony Pelaez dari Museum of Science and Industry di Tampa, Florida.
Nyamuk Gallinipper (Livescience)
Sejatinya, nyamuk ini tidak beracun. Hanya saja, itu tadi, gigitannya sangat menyakitkan. Cairan penangkal serangga tidak cukup kuat untuk menangkal Gallinipper, karena ukurannya yang sangat besar.
"Bahkan ada anggapan hanya lapisan perak yang dapat menangkal nyamuk itu. Ini menunjukkan betapa berbahayanya Gallinipper dibanding serangga-serangga lain," kata Kaufman. (Viva)
Advertisement