Portal Orange - Kisah memilukan datang dari sebuah desa miskin di Kamboja. Seorang bocah balita yang baru berusia empat tahun sehari-harinya dirantai di sebuah tiang rumah. Alasannya, bocah itu jadi jaminan utang orang tuanya.
Diberitakan Daily Mail yang mengutip The Phnom Penh Post, peristiwa menyedihkan ini terbongkar berkat aduan seorang nenek berusia 60 tahun, Keo Chhon yang iba luar biasa atas kemalangan anak itu.
Saat dihampiri polisi, gadis mungil itu tengah jongkok di rumah reyot berlantaikan kayu di sebuah desa dekat kota Kemarak Pumin. Sebelah kakinya dirantai di tiang rumah. Gadis yang tidak disebutkan namanya ini mengaku dirantai delapan jam sehari, saat empunya rumah pergi meladang.
Dia dijadikan jaminan oleh ibu kandungnya yang meminjam uang pada pemilik rumah yang tinggal di desa sebelah. Dua tahun berlalu, utang belum terbayar, bocah itu yang menanggung derita.
Bocah ini mengaku kesusahan saat ditinggal "ibu adopsinya", apalagi jika haus. Pernah satu kali, dia sangat haus sehingga terpaksa harus meminum air kencingnya sendiri. Malam Senin kemarin, dia dibebaskan oleh petugas sosial.
Diberitakan Daily Mail yang mengutip The Phnom Penh Post, peristiwa menyedihkan ini terbongkar berkat aduan seorang nenek berusia 60 tahun, Keo Chhon yang iba luar biasa atas kemalangan anak itu.
Saat dihampiri polisi, gadis mungil itu tengah jongkok di rumah reyot berlantaikan kayu di sebuah desa dekat kota Kemarak Pumin. Sebelah kakinya dirantai di tiang rumah. Gadis yang tidak disebutkan namanya ini mengaku dirantai delapan jam sehari, saat empunya rumah pergi meladang.
Dia dijadikan jaminan oleh ibu kandungnya yang meminjam uang pada pemilik rumah yang tinggal di desa sebelah. Dua tahun berlalu, utang belum terbayar, bocah itu yang menanggung derita.
Bocah ini mengaku kesusahan saat ditinggal "ibu adopsinya", apalagi jika haus. Pernah satu kali, dia sangat haus sehingga terpaksa harus meminum air kencingnya sendiri. Malam Senin kemarin, dia dibebaskan oleh petugas sosial.
Awalnya, polisi akan menggugat perantai bocah itu, namun membatalkannya karena pelaku sangat miskin. Pelaku mengatakan terpaksa merantai bocah itu karena tidak ada yang menjaganya selama mereka menggarap ladang.
Kepada polisi, dia mengaku menyayanginya, tapi terpaksa merantainya demi keselamatan bocah itu. "Ibu itu mengaku gadis tersebut sering main hujan dan sangat kotor, dan khawatir dia akan meninggalkan rumah, bisa tenggelam atau hilang," kata Srey Touch, kepala unit perlindungan anak dan hak asasi manusia di kepolisian lokal.
Ibu kandungnya sebenarnya tahu apa yang dialami anaknya, tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena terlalu miskin dan belum bisa bayar utang.
Perlakuan buruk terhadap anak kerap terjadi pada keluarga-keluarga miskin di Kamboja. Kebanyakan orang dewasa di wilayah ini tidak tahu soal hukum perlindungan anak-anak.
Ibu kandungnya sebenarnya tahu apa yang dialami anaknya, tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena terlalu miskin dan belum bisa bayar utang.
Perlakuan buruk terhadap anak kerap terjadi pada keluarga-keluarga miskin di Kamboja. Kebanyakan orang dewasa di wilayah ini tidak tahu soal hukum perlindungan anak-anak.
Menurut Chhan Sokunthea, kepala grup adhoc perlindungan anak dan wanita, mengatakan, bocah-bocah kerap jadi sasaran pemukulan dan kekerasan lainnya.
"Di Kamboja, 75 hingga 80 persen penduduknya belum terdidik dan mereka tidak tahu cara mengasuh anak. Ini adalah kasus yang jarang, di mana tetangga atau kerabat melaporkannya pada polisi," kata Sokunthea. / (Viva)
"Di Kamboja, 75 hingga 80 persen penduduknya belum terdidik dan mereka tidak tahu cara mengasuh anak. Ini adalah kasus yang jarang, di mana tetangga atau kerabat melaporkannya pada polisi," kata Sokunthea. / (Viva)
Advertisement